Saat itu aku baru saja pulang dari Australia, karena sedang liburan
natal dan tahun baru 1998, aku disuruh pulang oleh kedua orang tuaku
karena kedua orang tuaku akan pergi ke Belanda ke rumah pamanku. Setelah
kedua orang tuaku pergi tinggal aku dan dua orang pembantu rumah
tanggaku yang menghuni rumahku. Pembantuku itu yang satu sudah tua dan
yang satu masih muda dan sangat manis wajahnya seperti Paramitha Rusady
rambutnya juga panjang.
Suatu malam aku sedang asyik menonton blue film di ruang tengah. Aku
nonton sambil beronani ria, aku kocok penisku setelah sebelumnya aku
kasih baby oil, semakin lama kocokanku semakin cepat dan, “Croot..,
croot”, tumpah semua air maniku di lantai, nikmat sekali.., lalu aku
akan ke kamar mandi untuk mencuci penisku. Waktu melewati pintu belakang
aku melihat bayangan seseorang di dekat pintu dan aku pura-pura tidak
tahu baru aku intip setelah di kamar mandi, ternyata bayangan itu si
Yanti kembaran Paramitha Rusady, ternyata dia sedang mengintip waktu aku
onani tadi. Wah, kurang ajar sekali dia, tapi kelihatannya dia juga
menikmati adegan dalam film tsb, karena ternyata dia juga masih
menontonnya.
Aku keluar dari kamar mandi dan kubiarkan saja dia mengintip terus
lalu kulepas celanaku lagi dan kuhadapkan pada jendela itu biar Yanti
dapat menonton penisku yang panjang ini. Lalu aku melakukan onanin lagi
dan kudengar nafas Yanti semakin memburu. Lalu dengan tiba-tiba aku
mendekati jendela itu dan, “Ouhh eh.., juragan.., ehm malam-malam begini
kok belum tidur”, tanyanya dengan gugup.
“Iya baru nonton film kok, ngapain kamu kok di luar ayo sini nemenin aku
nonton”, jawabku sambil menyeret tangannya, lalu wajahnya memerah
karena dia melihat penisku yang sedang tegang itu.
“Ayo duduk disini lho, nggak apa-apa kok jangan malu-malu”, lalu dia duduk di sofa dan aku duduk disampingnya.
“Sini tangan kamu pegang ini” kataku sambil menaruh tangannya di penisku
dan dia lalu meremas-remasnya. Tangankupun lalu memegang buah dadanya.
Wouw, ternyata dia tidak memakai BH, lalu kupelintir putingnya dan dia
menggelinjang keenakkan rupanya.
“Ayo kamu tiduran aja di sofa”, kataku dan dia merebahkan badannya lalu
kutarik CD-nya maka kelihatan vaginanya yang merangsang, kuelus-elus di
sekitar bibirnya yang sudah sangat basah itu, “Auh.., auh Mas.., Mas
ehm”, dia merintih, aku lalu menciumi vaginanya, aku jilati clitorisnya
sambil dua jariku masuk ke vaginanya.
Setelah puas memainkan vaginanya, lalu kuusap-usapkan penisku ke
vaginanya dan aku masukkan pelan-pelan. Dia meringis waktu itu wajahnya
sungguh merangsang dan, “Bleess”, masuk semua penisku dan dia
menggelinjang. Aku pompa terus makin lama makin cepat, “Eihh.., eihh”,
rintihnya tiba-tiba dia mencengkram lenganku dan pinggulnya bergoyang
dengan cepat dan aku merasakan kehangatan di penisku.
Lalu aku cabut penisku dan aku lap dulu karena basah sekali, sekarang
ganti aku yang duduk, sedang dia duduk di atasku dan kamipun
melanjutkannya. Rambutnya yang panjang tergerai menutupi sebagian
payudaranya dan matanya setengah terpejam rupanya dia sedang menikmati
penisku. Wajahnya jadi sangat merangsang waktu itu kedua tanganku
memegang pinggulnya dan aku dorong maju mundur dengan cepat dan aku
meraskan bahwa aku akan keluar lalu aku goyang dengan cepat lalu,
“Croot.., croot.., croot”, sampai lima kali air maniku menyemprot
vaginanya. Kemudian Yanti tersenyum padaku kelihatannya dia puas sekali.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments